Han Da jin
siswa sekolah penerbangan terbaik mengakhiri masa pendidikannya dengan
melakukan tebang solo dengan pesawat cessna ‘RedBaron’ dan mendapatkan
ucapan selamat dari rekan-rekannya yang semuanya adalah bule.
Kin Yoon
Seong, co-pilot muda, tampan dan berbakat. Dengan percaya diri ia akan
melakukan penerbangan mendampingi kapten Han Gyoo pil, Kapten Han sempat
memasangkan tanda pangkatnya yang berarti ia telah naik satu tingkat.
Kim Yoon Seong, kata Kapten Han, tiga strip kuning. Kau tahu apa artinya?
Aku telah
memenuhi syarat, jawab Kim Yoon Seong sambil tersenyum bahagia. Hubungan
mereka nampak sangat dekat antara guru dan murid. Kapten Han tertawa
senang sambil menepuk pundak murid kesayangannya itu. Tiga strip kuning
berarti sebuah tanggung jawab besar di pundak Yoon Seong.
Choi Ji won,
seorang pramugari yang akan melakukan penerbangan pertamanya. Ia adalah
kekasih Kim Yoon Seo, selain merasa bahagia karena ini penerbangan
pertamanya, ia juga merasa bahagia akan terbang mendampingi kekasihnya (
sayangnya Ji won terlalu atraktif dan sedikit genit ).
Satu persatu
penumpang memasuki kabin pesawat, diantaranya adalah Ny.Han yang tengah
mengandung dan seorang aktor Jung Gyu woon. Ny. Han hendak mengunjungi
wisuda putrinya, Han Da Jin, yang baru saja lulus sekolah penerbangan di
San Fransisco, Amerika Serikat.
Kapten Han
dengan penuh percaya diri mempercayakan Yoon Seong memimpin penerbangan
hari ini.Yoon Seong hampir tidak percaya tetapi Kapten Han memastikan
Yoon Seong pasti bisa karena ia adalah murid terbaiknya.
I have, jawab Yoon Seong dengan bahagia. Ini akan menjadi penerbangan pertamanya.
Di dalam
kabin pesawat setelah pesawat lepas landas. Tiba-tiba Ny.Han merasa
ingin ke toilet. Ia meminta bantuan Choi Ji won untuk membantunya karena
ia merasa sangat lemah. Ji won memenuhi permintaan Ny.Han dengan senang
hati. Tiba-tiba aktor tampan itu, Jung Gyu woon memanggilnya. Spontan
Ji won meninggalkan Ny.Han dan mendekati sang aktor yag meminta selimut
padanya. Terpesona denga ketampanan sang aktor, Ji won justru melupakan
Ny.Han yang berjalan tertatih-tatih menuju toilet.
Di dalam
ruang pilot, kapten Han meningglkan Yoon Seong untuk ke toilet. Yoon
Seong merasa sangat bahagia dengan penerbangannya, ia menikmati perannya
sebagai pengganti kapten Han. Tetapi ia menjadi lengah dan gegabah.
Tanpa sadar saat hendak mengambil sesuatu lengannya mendorong autopilot
sehingga pesawat turun dengan tiba-tiba dan mengalami turbulensi yang
luar biasa. Beberapa pramugari sampai terjatuh dan barang-barang
terhempas dari bagasi. Termasuk Ny. Han yang tengah berada di dalam
toilet, tubuhnya terhempas kemana-mana dan perutnya terbentur sandaran
kloset. Akhirnya Ny. Han jatuh terduduk kesakitan sambil memegangi
perutnya.
Akhirnya
pesawat dapat dikendalikan dengan bantuan Kapten Han. Yoon Seong
terlihat tapi ia berusaha mengendalikan diri. Tidak apa-apa, kata kapten
Han menenangkan. Tak akan terjadi apa-apa. Lalu kapten Han menanyakan
kondisi penumpang. Pramugari menjawab semua baik-baik saja. Kkim Yoon
Seong nampak sedikit lega.
Tiba-tiba
Choi Ji won teringat sesuatu, ia berjalan menuju toilet dan mengetuk
pintunya. Tak ada jawaban dan ia membuka pintu toilet, tubuh Ny. Han
telah roboh karena terhempas kesana-sini. Ji won ketakutan dan memapah
Ny.Han ke kursinya.
Apakah Nyonya
baik-baik saja? Tanya Ji won dengan cemas. Ny Han menjawab ia baik-baik
saja dan meminta selimut pada Ji won. Ji won kembali dengan sebuah
selimut dan melihat wajah Ny Han pucat dan berkeringat. Ia juga melihat
bercak darah di rok Ny Han tetapi ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia
merasa panik dan setelah memasangkan selimut ia meninggalkan Ny Han. Ji
won sangat ketakutan dan ia kembali untuk memastikan kondisi Ny Han.
Ternyata Ny
Han sudah tidak sadarkan diri karena ia mengalami pendarahan hebat. Ji
won berteriak memanggil seniornya. Keadaan di kabin menjadi panik saat
mengetahui keadaan Ny Han. Para kru berusaha memberikan pertolongan dan
berusaha mencari dokter maupun paramedis. Namun tak satupun penumpang
yang berprofesi sebagai dokter atau paramedis. Akhirnya menejer kru
kabin memutuskan untuk menangani persalinan Ny Han sebab kalau tidak
akan membahayakan nyawa ibu dan bayinya.
Kapten Han
mendapat laporan dari kru kabin tentang kondisi penumpang, mereka
memutuskan mendarat darurat tetapi keadaan tidak memungkinkan. Yoon
Seong yang merasa bersalah berusaha memberikan alternatif lain untuk
pendaratan namun Kapten Han menolak karena kondisinya terlalu berbahaya.
Ada 300 nyawa yang menjadi tangung jawab kita, kata kapten Han. Yoon
Seong berusaha keras membujuk Kapten Han. Bagaimana dengan keluarganya?
Tanya Yoon Seong, penumpang itu memiliki keluarga yang menunggunya.
Ke-300
penumpang yang lain juga memiliki keluarga yag juga tengah menunggunya,
jawab Kapten Han dengan tenang. Betapa terkejut Yoon Seong saat Kapten
Han mengatakan: Penumpang itu adalah istriku, meskipun ia istriku aku
tidak bisa membiarkan 300 penumpang yang lain dalam bahaya. Yoon Seong
menatap Kapten Han lemas.
Di dalam
kabin, kru kabin berusaha keras membantu proses persalinan Ny Han yang
semakin kepayahan akibat pendarahan hebat. Ji won memegang selimut yang
besimbah darah dengan gemetar. Seniornya memintanya untuk mengambil
gunting dan peralatan yang lain. Ji won menurut dan dengan panik ia
mengambil beberapa perlatan. Karena panik ia terjatuh dan semua alat
jatuh berhamburan di lantai kabin. Dengan tergesa-gesa ia mengumpulkan
semua peralatan itu ke tempatnya.
Bayi Ny Han
berhasil dikeluarkan dengan selamat, pramugari senior meminta gunting
untuk memotong plasenta bayi. Kau sudah mensterilkan gunting ini bukan?
Tanya seniornya. Choi Ji won terkejut dan tidak berani menjawab apa-apa.
Seniornya menerima gunting dari Ji won dan memotong plasentanya.
Selesai, katanya dengan lega. Namun detik berikutnya ia terkejut karena
pendarahan Ny Han tidak berhenti.
Han Da Jin
menerima penghargaan sebagai siswa terbaik. Mereka merayakannya dengan
menceburkan tubuh Han Da Jin ke dalam kolam. Gadis itu tertawa bahagia.
Di tengah kebahagiaannya tiba-tiba ponselnya berdering, telepon dari
ayahnya.
Ayah, mengapa
kau belum juga tiba disini? Tanyanya. Tiba-tiba wajahnya berubah. Ayah
jangan bercanda, katanya…ayah jangan bercanda….ia menatap langit dengan
tatapan kosong melihat balon berwarna-warni yang terbang semakin tinggi.
Han Da Jin
berlari di koridor rumah sakit, melihat ayahnya duduk dengan kepala
menunduk tak berdaya. Ibunya tak dapat diselamatkan. Han Da Jin roboh
dan menangis sejadi-jadinya.
Kim Yoon
Seong dan Choi Ji won merasa sangat bersalah telah menyebabkan kematian
Ny Han. Terutama Yoon Seong yang sangat terpukul, ia merasa ini semua
karena kecerobohannya yang membuat pesawat mengalami turbulensi.
Di hari
pemakaman Ny Han, Han Da Jin meletakkan abu ibunya ke dalam persemayaman
terakhirnya. Kim Yoon Seong hanya dapat menatap dari jauh sambil
menangis penuh penyesalan. Choi Ji won juga datang, ia menangis namun
Han Da Jin menyambutnya dengan tatapan penuh kemarahan. Ia mendekati Ji
won dengan kemarahan yang luar biasa namun dicegah oleh ayahnya.
Yoon Seong
melihat semua pemandangan itu dari jauh. Malamn itu ia mabuk-mabukan dan
dalam kondisi mabuk berat mendatangi Kapten Han untuk meminta maaf. Ia
berlutut di hadapan Kapten Han. Maafkan aku…maafkan aku…maafkan
aku…katanya berulang-ulang. Ia menyalahkan diri sendiri dan menyalahkan
keputusan Kapten Han yang menolak pendaratan darurat demi menyelamatkan
istrinya.
Kapten Han
memegang pundak Yoon Seong, seorang kapten dengan empat strip, kau tahu
apa artinya? Tanggung Jawab. Kata Kapten Han pada Yoon Seong. Mengenakan
tanda empat strip ini aku telah meyelamatkan nyawa 300 penumpang tetapi
membunuh istriku sendiri. Itulah pekerjaan seorang kru kokpit, saat kau
menjadi seorang kapten, kau akan mengerti.
Tetapi Yoon
Seong begitu putus asa, ia tidak bisa mengerti apa yang dikatakan kapten
Han. Bahkan ia memutuskan untuk berhenti, berhenti mendampingi kapten.
Meski nampak
tegar di hadapan Yoon Seong tetapi Kapten Han sebenarnya sangat terpukul
atas apa yang telah menimpa istri dan bayinya. Han Da Jin juga sangat
terpukul karena kehilangan ibunya. Ayah, katanya. Beginikah seorang
pilot? Keselamatan penumpang sangat penting, benarkah? Tanya Da Jin.
Ibuku juga seorang penumpang, apakah ayah menganggap bahwa ibu hanyalah
seorang penumpang? Kapten Han tidak mampu berkata apapun.
Bayi itu
selamat, tetapi ia mengalami Neonatal Septicemia ( infeksi pada sistem
peredaran darah ). Bakteri telah menginfeksi ke dalam pembuluh darahnya.
Ini sangat serius bagi keadaan bayi tersebut.
Hari itu
Kapten Han mengunjungi makam istrinya, Maafkan aku istriku, katanya.
Bagiku kau adalah nomor satu, nomor dua, nomor tiga…..
Ia kembali
dengan menyetir mobil. Tiba-tiba ponselnya berbunyi, pesan dari Da Jin.
Ia menepikan mobilnya hendak membalas pesan dari putrinya. Namun malang
sebuah truk menabrak mobil yang dikendarai Kapten Han dan pria itu
menemui ajalnya. Sekali lagi Han Da Jin kehilangan orang yang sangat
dicintainya. Upacara pemakaman dilaksanakan dengan khidmat. Sesuai pesan
ayahnya, Da Jin membawa abu ayahnya ke dalam pesawat terbang dan
membawanya terbang. Di hari yang sama, Kim Yoon Seong meninggalkan Korea
menuju Australia. Ia berhenti dari pekerjaannya dan meninggalkan Korea
tanpa mengetahui apapun tentang kematian Kapten Han. Sementara itu di
depan abu ayahnya, Han Da Jin berjanji bahwa dirinya akan menjadi
seorang pilot seperti ayahnya.
Tujuh tahun kemudian
Han Da Jin
berada di Australia. Ia berlari-lari mendatangi sebuah taman hiburan
keluarga tetapi tempat itu sudah tutup. Ia memohon pada badut penunggu
pintu untuk mengambil beberapa foto. Aku telah berjanji pada adik
perempuanku kelak jika ia sudah sehat aku akan membawanya ke tempat ini,
pinta Da Jin. Akhirnya mereka mengijinkan Da Jin. Setelah puas
menikmati beberapa permainan dan mengambil gambarnya Da Jin berjalan
keluar. Di sebuah loket penjualan tiket ia mendapatkan sebuah tiket yang
bertuliskan ‘Climb Your Life ‘ dan sebuah bola yang bersinar. Da in
berulangkali membaca kata-kata itu ‘ Climb Your Life ‘ dan ia tersenyum
senang seperti mendapat sebuah pencerahan. Tiba-tiba bola yang
dipegangnya jatuh menggelinding, Da Jin berusaha meraihnya tetapi ia
justru terjatuh.
Seorang pria
kebetulan melintas tak jauh dari bola itu dan mengambilnya. Da Jin
meminta bolanya dan pria itu mengembalikan bola Da Jin tetapi sama
sekali tidak menolong Da Jin yang terjatuh. Da Jin mengeluh: Mungkin ia
bukan orang Korea, hiburnya pada diri sendiri. Tetapi ia adalah Kim Yoon
Seong.
Pemandangan
berpindah ke Opera House dan jembatannya yang terkenal itu. Terinspirasi
dari kalimat yang tertulis pada tiket Da Jin pun mendaki jembatan itu
dengan penuh semangat. Tak jauh dari situ Kim Yoon Seong juga tengah
menikmati keindahan Australia dan mengambil beberapa gambar dengan
kameranya. Tanpa sengaja ia mengambil gambar Da Jin yang berada di atas
jembatan sambil berteriak-teriak menyemangati dirinya sendiri. Saat
memandang foto Da Jin, Yoon Seong ingat gadis dalam foto itu adalah
gadis yang ditemuinya semalam di taman hiburan.
Di kantor
perusahaan penerbangan Wing’s Air, Han Da Jin siap melakukan penerbangan
ke Korea. Para pramugari juga telah bersiap menunggu kapten mereka.
Penerbangan hari ini dipimpin Kapten Kim Yoon Seong, kata salah seorang
dari mereka. Kim Yoon Seong dari TY Airline? Tanya Da Jin. Kudengar ia
bertarung dengan badai dan menyelamatkan 300 penumpang Australia.
Ia juga mendapatkan penghargaan dari pemerintah Australia, Kapten Han Da Jin beruntung bisa bertemu dengannya.
Da Jin begitu
bersemangat, tiba-tiba pintu terbuka dan semua memberi salam. Kapten
Kim Yoon Seong memasuki ruangan. Saat melihat pria yang disebut Kapten
Kim Yoon Seong, Da Jin terkejut melihat siapa sosok Kim Yoon Seong.
Ternyata dialah pria yang mengambilkan bolanya dan tidak membantunya
berdiri. Yoon Seong memperkenalkan diri dan Da Jin memberi hormat.
Mereka
melakukan briffing dengan para kru pesawat. Menejer melaporkan ada salah
seorang penumpang yang harus menjalani operasi jantung. Yoon Seong
meminta para kru untuk memperlakukannya dengan sebaik-baiknya. Di dalam
kokpit Da Jin berusaha bersikap ramah pada Yoon Seong tetapi pria itu
cuek saja. Ia sama sekali tidak peduli dengan sikap hangat yang
ditunjukkan Da jin.
Da Jin
berusaha fokus dengan pekerjaannya tetapi ia justru melakukan kesalahan
dan mengakibatkan kepanikan di dalam kabin. Apa yang sudah kau lakukan?
Tegur Yoon Seong keras. Akhirnya keadaan berhasil dikendalikan.
Keluar! Kata Yoon Seong tiba-tiba
Apa? Da Jin terkejut
Amatiran
seperti dirimu tidak boleh terbang, keluar! Katanya menegaskan. Da Jin
menolak mereka tidak boleh membuang waktu karena ada pasien yang tengah
engejar waktu untuk melakukan operasi. Aku akan menanganinya sendiri,
kata Yoon Seong.
Dari dalam
kabin, kru pesawat melaporkan semua sudah siap dan mereka tidak boleh
membuang waktu lagi demi pasien itu. Akhirnya Kapten menyerah dan tidak
meneruskan niatnya mengusir Da Jin dari kokpit. Tetapi Da Jin ternyata
seorang pilot yang luar biasa, ia lulusan terbaik di sekolahnya. Sesaat
Yoon Seong terkejut melihat kepiawaiannya.
Hong Mi joo,
wanita cantik dan anggun merupakan salah satu pimpinan di Wings Air. Ia
bersama ayahnya, Tn Hong tengah berada di acara promosi perusahaan
penerbangan mereka. CEO Wings Air memuji kecerdasan Hong Mi joo. Dalam
acara tersebut juga diperkenalkan pilot baru Wings Air, Kim Yoon Seong
yang sangat terkenal dan memiliki reputasi yang sangat baik. Tiba-tiba
wajah Tn Hong berubah mendengar nama Kim Yoon Seong.
Bandara Incheon, Menara pengawas
Kang Dong soo
adalah ketua tim di tempat itu. Dengan jengkel ia menegur anak buahnya
yang membawa segelas kopi ke dalam ruangan. Sudah kubilang jangan
membawa kopi ke dalam ruangan ini! Katanya dengan marah. Ia khawatir
jika kopi tumpah akan merusak peralatan disana.
Saat itu
pesawat Wings Air 602 yang dipiloti Yoon Seong dan Da Jin hendak
mendarat tetapi ada sedikit gangguan di landasan. Sebuah pesawat, WA 601
mengalami kerusakan sehingga tidak dapat meninggalkan landasan. Dong
soo segera memberitahukan keadaan darurat itu pada kapten. Ia meminta
pesawat menunda pendaratan. Da Jin dan Yoon Seon melaksanakan instruksi
dari menara pengawas. Beberapa waktu kemudian pesawat yang mengalami
kerusakan dapat ditangani. Dong soo menginstruksikan Wings Air 602
mendarat. Tetapi tak berapa lama kemudian ia mendapatkan informasi
pesawat WA 601 kembali mengalami gangguan. Ia kembali menghubungi Wings
602 tetapi radio penghubung mati. Dong soo panik, ternyata kerusakan
radio disebabkan tumpahan kopi. Ia sangat marah dan segera melakukan
tindakan darurat dengan menggunakan lampu sorot untuk memberikan kode
pembatalan pendaratan.
Da Jin marah
karena merasa dipermainkan. Ia meminta kapten untuk melakukan pendaratan
di tempat lain mengingat kondisi salah seorang penumpang mereka yang
harus mengejar waktu untuk melakukan operasi jantung. Yoon Seong menolak
dan terjadi perdebatan kecil diantara keduanya.
Akhirnya keadaan normal kembali dan Dong soo memberikan tanda pada pesawat untuk mendarat. Pesawat mendarat dengan sukses.
Da Jin yang
maih berang mencari pengawas menara dan bertemu Dong soo. Tanpa
basa-basi ia langsung mencengkeram baju Dong soo dan hendak memukulnya.
Keduanya saling menyalahkan dan tidak mau disalahkan. Tanpa sadar mereka
bertengkar didepan para penumpang dan Kapten melihat mereka.
Lepaskan Dia!
Perintah Kapten. Da Jin baru sadar dirinya melakukan kecerobohan di
tempat umum. Beberapa orang bahkan sempat momfoto kejadian itu. Da Jin
mendapat teguran keras dari menejer. Ia meminta maaf tetapi tetap tidak
bisa menerima tindakan dari pengawas menara. Tiba-tiba Hong Mi joo
datang dan membawa print out dari internet yang memuat insiden tersebut.
Karena ini mengancam reputasi Wings Air akhirnya Da Jin meminta maaf.
Di depan Kim
Yoon Seong, Mi joo berlagak manis dan menyambutnya dengan hangat. Tetapi
Yoon Seong hanya membalas dengan sikap formal. Tetapi ia mencela sikap
Da jin habis-habisan dan meminta untuk melakukan tes ulang bagi Han Da
Jin yang dianggap amatiran. Da Jin tersinggung tetapi ia berusaha
bersikap sopan dengan sekali lagi meminta maaf atas kelakuannya yang
terlalu emosional.
Da Jin
meninggalkan mereka, tiba-tiba ia berbalik dan berkata. Kapten…apakah
anda tidak berfikir kalau anda terlalu berlebihan? Tanyanya berang. Ini
semua kesalahan pegawai itu. Ia hampir membunuh kita semua.
Yoon Seong
sangat marah dan mengatakan bahwa Da Jin adalah pilot terpayah yang
pernah ia temui. Kau adalah yang terburuk dari yang terburuk, katanya.
Ia juga secara detail menyebutkan semua kesalahan Da Jin selama terbang
dengannya.
Da Jin sangat
marah, ia hanya berusaha menyelamatkan pasien dan bertindak yang
terbaik. Kapten menghinanya. Inikah hal terbaik yang dapat kaulakukan?
Tanyanya sambil menarik seragam Da Jin dan melepas dengan kasar tanda
pengkat di bahunya. Lepaskan seragammu! Perintah Yoon Seong. Da Jin yang
sudah dipenuhi kemarahan hanya menatap Yoon Seong dengan marah.
Apakah aku salah? Tanyanya dengan menahan marah.
Yoon Seong
tersenyum mengejek. Tiba-tiba ia menendang kaki Da Jin dengan keras.
Gadis itu kesakitan lalu memandang tajam pada Yoon Seong seperti hendak
menerkamnya.
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =)) Read more: http://amikomtips.blogspot.com/2012/01/menambahkan-emoticon-pada-komentar-blog.html#ixzz1r4uHkZgE
Posting Komentar