"Apa yang baru saja Kau katakan?" tanya Ah Jung.
"Apa kau tidak dengar?" Ki Joon heran, sedari tadi, dirinya berkata engga ada satupun kata yang connect dengan Ah Jung.
Ah Jung menggelengkan kepala, "Aku tidak mendengarmu."
"Oke, aku akan mengatakannya lagi. Mari kita menikah." ucap Ki Joon.
1 detik, 5 detik, 20 detik, Ah Jung terdiam, ia termangu mendengar ucapan Ki Joon.
Ki Joon berusaha untuk engga gugup, ia melontarkan beberapa alasan,
"Bukan untuk real, hanya, pernikahan palsu dan untuk sementara. Aku
pikir, semua akan baik-baik saja bagaimana kalau kontrak pernikahan
sekitar satu atau dua bulan. Miss Gong Jung Ah? Apakah Kau bahwa
senang?"
Dan beberapa detik kemudian, Ah Jung malah tertawa
terbahak. Melihat Ah Jung yang tertawa terbahak, untuk menutupi rasa
gugupnya Ki Joon pun ikut terbahak.
Tawa mereda, Ah Jung mulai
jual mahal, "Mr Hyun Ki Joon, ini tidak adil! Jika Kau mau melakukan
hal itu, setidaknya kau harus jelaskan padaku kenapa Kau berubah
pikiran? Mengapa Kau tiba-tiba ingin menikah denganku? Jangan katakan
kau melakukan hal ini. . . karena kasihan dan simpati?"
Ki Joon menjawab, "Aku tidak bodoh. . . Ah benar-benar! Lupakan saja. Jika Kau tidak menginginkan hal itu, oke. Fine."
"Tapi menikah adalah hal yang serius. Kita tidak bisa hanya melompat begitu saja ke dalamnya." jawab Ah jung.
Aksi jual mahal Ah Jung kembali di lanjutkan, "Jadi tidak ada alasan
bagi kita untuk saling bertemu lagi, kan? Kau ingin menggugat aku kan?
Lakukanlah seperti yang Kau inginkan. Aku akan pergi lebih dulu." ucap
Ah Jung seraya berjalan menjauh. Ia menyembunyikan tawanya, Ki Joon
mulai kelabakan.
Ah Jung berjalan menjauh seraya menghitung, dalam hitungan ke berapa Ki Joon akan memanggilnya, "1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,12,"
Hitungan ke 12, Ki Joon langsung memanggil Ah Jung."Miss Gong Ah Jung!"
Perbincangan pun dilanjutkan di sebuah restaurant. Ki Joon menjelaskan
alasannya kenapa ia ingin menikah palsu dengan Ah Jung. Tentu saja,
masalah utamanya adalah karena partner bisnisnya yang berasal dari
jepang itiu.
"Apakah dia benar-benar orang penting?" tanya Ah Jung tentang duta jepang yang ia temui di airport beberapa waktu lalu.
"Apakah masuk akal, bagaimana bisa Kau tidak tahu hal itu?" ucap Ki Joon.
"Aku tidak tahu. Aku tidak bermaksud seperti itu, aku hanya. . Apa?"
Ki Joon menatap Ah Jung dengan curiga, "Apakah Kau seorang mata-mata yang bekerja untuk hotel lain?"
Ah Jung malah tertawa, "Baik, mari kita membuat kontrak."
"Kontrak?" tanya Ki Joon.
"Bahkan kalaupun itu hanya untuk sementara, kita harus menyatakan satu
sama lain kalau kondisi kita akan terikat." Ah Jung menjelaskan.
"Apa maksudmu?"
"Tentu saja kita harus menulis kontrak. Kontrak membantu orang Korea
untuk menjadi masyarakat yang dapat menepati janji mereka. Jika aku
mengatakan pada public bahwa aku istri dari Hyun Ki Joon Joon istri, apa
yang akan Kau lakukan?" Ah Jung menjelaskan.
"Bukankah Kau sudah melakukannya?"
"Aku sudah mengatakan bahwa itu adalah sebuah kesalahan dan hal itu
adalah sebuah hal, aku perjelas, itu adalah ketidaksengajaan. Jadi,
jangan salah paham."
Surat kontrak ditulis, Ah Jung menetapkan aturan pertama ."Tentu saja... Sama sekali tidak boleh terlibat dalam hal ini."
"Aku sudah selesai menulisnya. Haruskah aku membacanya keras-keras?" ucap Ah Jung.
Dan Ah Jung membacakan kontrak itu, "Hyun Ki Joon menyetujui
persetujuan ini sampai Yoo So Ran pergi ke luar negeri. Gong Ah Jung
menyetujui persetujuan ini sampai Yun Hao memutuskan untuk
berinvestasi."
Ah Jung bertanya, "Apakah Kau ingin menambahkan
sesuatu dalam surat perjanjian ini? Hapus Yoo So Ran dan Quan Hao Yun
dan hapus kata-kata yang tidak relevan lainnya. Pernikahan tidak akan
dibahas dalam kondisi apapun. Hanya itu, kan? Itu saja, kan? Tanda
tangan di sini."
Ki Joon menandatangani kontrak itu, lalu Ah Jung
bertanya, "Bagaimana jika orang-orang bertanya kepada kita, kenapa kita
menyembunyikan pernikahan ini?"
Ki Joon menjawab, "Jangan mengatakan apa-apa. Mengatakan apapun hanya akan memperburuk keadaan."
"Tetapi jika kita tidak berkata apa-apa, mereka akan berpikir kalau itu aneh."
"Ini tidak aneh sama sekali. Jangan mengatakan apa-apa dan hanya diam
saja. Mereka akan membuat dugaan dan itu pun akan reda dengan
sendirinya. Mungkin mereka akan mengatakan kalau bibiku menentang
pernikahan ini." jawab Ki Joon.
"Tunggu sebentar, mengapa bibimu menentang aku dan pernikahan ini? Apa yang salah denganku?" Ah Jung protes.
"Itu tidak penting!"
"Sangat penting. Katakan saja, ayahku juga akan menentangnya. Kau bukan tipe ideal ayahku."
"Tunggu, bukankah sebaiknya aku yang menyimpan kontrak itu?" ucap Ki
Joon saat Ah Jung mulai melipat kertas kontrak dan hendak memasukkan ke
dalam tas.
"Lucu, kau lucu sekali. aku adalah orang punya inisiatif
untuk menulis kontrak ini. Kau menulis saja sendiri. Aku akan membacanya
untukmu."
Kesepakatan antara kedua belah pihak, sudah selesai. Masing-masing pihak engga ada yang dirugikan.
"Hyun Joon Gi. Aku akan bergantung padamu di masa depan." Ah Jung tersenyum senang.
"Bergantung?"
"Kita setuju untuk tidak melakukan apa-apa."
"Jika Kau mengalami kesulitan, hubungi aku. Oke? Bye." Ah Jung melambaikan tangan, lalu pergi meninggalkan Ki Joon.
Di rumah, Ah Jung tersenyum senang. Ia mulai menyusun siasat untuk
membuat iri So Ran. Ah Jung menelpon So Ran dan meminta So Ran untuk
menemani dirinya berbelanja.
Siasat Ah Jung berhasil, So Ran kesal setengah mati.
Di kantornya, Ki Joon mulai menyesali kenapa dirinya terlibat dalam
masalah dengan Ah Jung, "Perempuan itu tentu tidak akan tinggal diam.
Dia akan mengumumkan kepada semua orang. Aku tidak bisa mempercayainya."
Park Hoon memberikan idenya, "Jadi, Kau harus menggunakannya dan
memperdayakannya dengan baik, kau bisa melakukan hal itu sebagai
gantinya. Ketua Jeon menyukai Gong Ah Jung, kan? Jika Kau membawa Gong
Ah Jung ketika kalian berdiskusi. . . "
Belum sempat Park Hoon melanjutkan kata-katanya, Ki Joon langsung berkata, "Tidak, tidak akan pernah."
"Mengapa, Presiden?"
"Aku katakan,,,, aku tidak bisa menjelaskan apa-apa untuk saat ini, aku tidak berencana untuk menipu siapa pun."
Sekarang giliran Ah Jung yang iri melihat So Ran membelikan kemeja
untuk Jae Bum. So Ran bahkan tau ukuran kemeja suaminya. So Ran
bertanya, berapa ukuran kemeja Ki Joon. Ah Jung malah geleng-geleng dan
bilang kalau ukuran Ki Joon 100 bahkan 105. So Ran kaget, ukuran raksasa
itu mah. hehee... So Ran menjawab, "ukuran suamiku 35"
"Ah, apa sih." gumam Ah Jung yang engga mengerti ukuran-ukuran seperti itu.
Dan tiba-tiba,, jeng jeng.. Yoon Joo berkata, "Itu ukuran leher. Sentimeter."
"Ah! Itu leher!" jawab Ah Jung.
Yoo Joo mencoba membantu Ah Jung dan ia berkata dengan ramah. "Itu
benar, untuk membeli kemeja Kau perlu melihat ukuran lehernya. Jika kita
mengetahui ukuran pinggang, kita akan dapat memperkirakan lingkar
lehernya."
Ah Jung menjawab, "Pinggang? selain ayahku, aku tidak pernah membeli pakaian untuk pria lain."
Keduanya sama-sama engga tau, kalau keduanya terkait dengan dua pria dengan marga yang sama, Hyun..
So Ran mencoba berbuat baik pada Ah Jung, "Kau tidak suka? Kau tidak
puas?" ucap So Ran seraya menyodorkan hadiah untuk Ah Jung.
Ah Jung
membuka hadiah itu dan ia sangat menyukainya, Ah Jung berkata pada
dirinya sendiri, "Itu masalahnya, aku sangat suka barang ini, kau tau."
Dan ia berpura-pura engga berminat dengan pemberian So Ran. "It's nice,
terima kasih."
So Ran melihat jari Ah Jung, Hei, kenapa Kau tidak memakai cincin pernikahanmu?"
Ah Jung mencoba mencari alasan, "Ini.. karena itu terlalu mencolok jika aku memakainya."
"Oh, benarkah?" jawab So Ran.
Engga lama kemudian, Jae Bum-suami So Ran datang dan menjemput So Ran.
So Ran berusaha bermesraan di depan AH Jung agar Ah Jung cemburu.
Sepulangnya hang out bersama Ah Jung, di mobil So Ran melampiaskan semua
rasa irinya, "Aku bisa tahu, kenapa Ketua Hyun keberatan dengan
perkawinan mereka sekarang ini. Hal itu karena, Ah Jung sama sekali
tidak tahu fashion."
Jae Bum malah menjawab, "Kau bahkan tidak menyukai kenyataan bahwa Ah Jung bisa hidup senang?"
So Ran kesal mendengar ucapan Jae Bum, ia lalu memukul Jae Bum, hampir saja mobil mereka menabrak mobil yang lain.
Ah Jung mengganggu Ki Joon yang sibuk bermain golf bersama duta jepang.
Ia mengirimi Ki Joon sms, "Berapa ukuranmu?" Ki Joon tertawa sinis, ia
lalu engga mempedulikan pesan dari Ah Jung. Karena memikirkan masalahnya
dengan Ah Jung, Ki Joon jadi engga bisa fokus dengan permainan golfnya.
"Ini semua kesalahan Gong Ah Jung." ucap Ki Joon selesai bermain golf.
"Itu Gong Jung Ah? Gong Ah Jung, apa yang salah dengannya? Gong Ah Jung, apa yang salah?" tanya Park Hoon panik.
Ki Joon menatapnya kesal, Park Hoon langsung meminta maaf, "Aku minta maaf."
"Park Hoon."
"Ya."
"Apakah Kau tahu ukuranku?" tanya Ki Joon.
Park Hoon menjawab dengan detail, hahahaaa.. "37, 107, 31, 86, 110, 275." ucap Park Hoon.
"Ukuran apa itu?" tanya Ki Joon.
Leher, dada, lingkar pinggang, lengan panjang dan ukuran kaki. Panjang kaki." jawab Park Hoon.. hahhaaa.. gokil.
"Bagaimana? Bagaimana Kau mengetahui hal ini dengan sangat baik?" tanya Ki Joon.
"Entahlah! ,,. ." jawab Park Hoon.
Setelah Park Hoon pergi, Ki Joon langsung menuliskan ukuran yang
barusan disebutkan oleh Park Hoon, ia hendak mengirim sms itu pada Ah
Jung, lalu ia segera mengurungkan niatnya, "Apa sebenarnya yang aku
lakukan?"
Beberapa detik kemudian, Ki Joon mendapat telepon dari Yoon Joo.
"Halo. Its me, Yoon Joo. Aku sudah kembali."
Mendengar bahwa Yoon Joo sudah kembali, Ki Joon langsung berlari ke lantai paling atas.
Ki Joon terus berlari, ia seperti mengulang kejadian 3 tahun lalu. Saat
ia hendak melamar Yoon Joo. Tapi sekarang, keadaannya berbeda.
Ki Joon menatap Yoon Joo dari kejauhan, ia berkata, "Kau tampak sangat sehat."
Yoon Joo menjawab, "Kau juga."
Ah Jung kesal, ia sedari tadi menunggu balasan Ki Joon. "Jika Kau
menerima pesan teks, Kau harus menjawabnya. Dia benar-benar tidak
memiliki tata krama sama sekali."
"Siapa?" tanya Sang Hee yang tiba-tiba datang dan menghampiri Ah Jung.
Ah Jung menatap curiga ke arah Sang Hee,
"Apa yang salah? Kau membuatku takut." ucap Sang Hee.
"Apakah Kau tahu bahwa orang Cina yang kita jemput kemarin itu adalah para investor penting?" tanya Ah Jung.
"Mmm. . ." jawab Sang Hee.
"Mereka sangat penting bagi Hyun Ki Joon?"
"Mmm. . ."
"Apakah Kau seorang mata-mata yang dibayar?" tuduh Ah Jung pada Sang Hee.
"Apa?"
"Aku peringatan Kau. Aku tidak akan bertemu denganmu lagi. Aku
benar-benar tidak bisa melakukan hal yang tidak sah! Karena aku di
Pegawai Negeri Korea Selatan." Ah Jung meninggalkan Sang Hee.
Dituduh sebagai mata-mata, malah membuat Sang Hee tertawa terbahak. Imajinasi Ki Joon menular pada Ah Jung. haha.
Sang Hee berusaha menyusul Ah Jung, "Hei, Ah Jung. Ah Jung."
"omong kosong ini selesai! Lepaskan aku!"
"mata-mata komersial? Apakah aku terlihat begitu menakjubkan?" ucap Sang Hee.
"Lalu, bagaimana Kau tahu tentang semua hal itu?" tanya Ah Jung kesal.
" Apa? Gunakan pikiranmu untuk memecahkan teka-teki ini. Hyun Ki Joon.
Hyun Sang Hee. Bagaimana Kau bisa lulus ujian?" Sang Hee memberikan
pengertian, ia mencoba mengatakan pada Ah Jung kalau dirinya adalah adik
Ki Joon.
"Jangan katakan itu. Jangan katakan itu! Tidak peduli
apapun, itu bukan masalahku. " jawab Ah Jung yang sama sekali belum
menyadari kalau mereka Hyun bersaudara.
"Untuk sementara, kita tidak
akan memiliki masalah. Selamat! Kau akhirnya menjadi seorang wanita
yang sudah menikah." Sang Hee mengucapkan selamat.
"Selamat untuk apa?"
"Kau ini, kau tidak sadar, keinginanmu menjadi kenyataan."
Ah Jung menerima ucapan selamat Sang Hee dan mengajaknya berkaraoke. Ah
Jung bernyanyi, Sang Hee berjoged ria. Selesai berkaraoke, Ah Jung
mengungkapkan semua keinginannya. Ia ingin memiliki suami yang bisa
dipamerkan didepan teman-temannya. Sang Hee hanya menjadi pendengar yang
baik.
Pertemuan Yoon Joo dengan Ki Joon berlanjut, mereka berjalan beriringan,
"Sudah tiga tahun. . . terlihat seperti kota lain." ujar Yoon Joo.
"Apa kau merasa tidak nyaman?" tanya Ki Joon.
"Bukan seperti itu. Ketika aku tiba di Paris, semua terlihat
memusingkan, dan aku akhirnya bernostalgia. Aku tahu kau menjadi CEO,
setelah aku kembali."
"Sampai kapan kau akan tinggal di korea?"
"Aku belum memutuskan sampai kapan. . . Tampaknya Aku akan tinggal sampai bulan depan." jawab Yoon Joo.
Suasana itu jadi terasa canggung, saat tanpa sengaja Ki Joon menyebut nama Sang Hee.
"Sang Hee, bagaimana dia? Apakah dia baik-baik?" tanya Yoon Joo.
"Dia kembali ke Korea, beberapa hari yang lalu. Ah, benar-benar? Aku
minta maaf. Kita sudah berjalan agak lama. . . Apakah kakimu sakit?"
tanya Ki Joon.
Yoon Joo berkata, "Aku berjanji pada diri sendiri
bahwa aku akan menemukan orang yang lebih baik daripada Oppa. Aku
mencarinya dengan sungguh-sungguh. Tapi, Tidak ada satu orang pun yang
lebih baik dari pada dirimu." ucap Yoon Joo seraya memegang lembut wajah
Ki Joon.
"Yoon Joo. . . "
Keadaan bertambah gawat, karena
tanpa sengaja So Ran melihat Ki Joon bersama wanita lain. So Ran
tersenyum sinis. Ternyata bukan dirinya aja yang dikhianati oleh
suaminya sendiri, ternyata Ah Jung juga mendapat perlakuan yang sama,
pikir So Ran.
Pagi harinya, So Ran langsung menelpon Ah Jung. Ia
mengajak Ah Jung untuk bertemu dengannya. Ah Jung mencoba menolak
pertemuan itu, tapi So Ran malah berkata kalau Ah Jung menolak, maka So
Ran akan langsung datang ke rumah atau ke kantor Ah Jung. Mau engga mau,
Ah jung menyetujui pertemuan itu.
Saat keduanya bertemu, So Ran
berpura-pura menunjukkan rasa simpatinya. Ia berkata kalau Ki Joon punya
hubungan dengan wanita lain. Ah Jung yang mendengar hal itu kesal. Ia
langsung menemui Ki Joon di kantor.
"Aku peringatkan Kau, tidak boleh dekat dengan wanita lain."
"Ah Jung!" Ki Joon menarik Ah Jung dan membawanya ke ruangan yang sepi.
"Kau membuatku takut! Aku minta maaf." ucap Ah Jung.
"Apa Kau gila? Bagaimana bisa Kau datang ke sini?" Ki Joon marah.
"Maafkan aku.." Ah Jung langsung sadar. "Tunggu sebentar. Siapa
sebenarnya yang salah, kenapa kau berteriak padaku? Apakah Kau pikun?
Apakah Kau lupa apa yang baru saja Kau lakukan? Apakah Kau seorang pria
yang tidak bisa hidup tanpa wanita?" sekarang giliran Ah Jung yang
marah.
"Apa?" tanya Ki Joon engga mengerti.
"Temanku
melihatmu, bersama dengan wanita lain. Bagaimana kau bisa dengan wanita
lain? Kau sudah menikah denganku." jawab Ah Jung.
"Siapa bilang kita sudah menikah?"
Hari itu Ah Jung benar-benar malang, setelah mendengar suami palsunya
berselingkuh, sekarang giliran cinta pertamanya yang juga berselingkuh.
Ah Jung memergoki Jae Bum berselingkuh dengan wanita lain saat mereka
berada di dalam satu lift.
Ah Jung frustasi, ia lalu pergi minum-minum. Engga lupa, Ah Jung mengundang Ki joon untuk menemaninya.
J"Hey. Apa yang kau lakukan sekarang?" tanya Ah Jung saat menelpon Ki Joon.
"Apakah Kau minum?" tanya Ki Joon.
"Bingo! Mau ikut bergabung dengaku?" ajak Ah Jung.
"Aku tidak punya alasan untuk pergi keluar. Mengapa harus aku?"
"Karena sekarang, Kau adalah suamiku."
Tanpa disangkat, Ki Joon akhirnya datang menemui Ah Jung. Ah Jung
melihat Ki Joon yang sudah ada disampingnya. "Hah? Ini Hyun Joon Gi."
lalu Ah Jung bersorak, "Hey! Suamiku ada di sini!"
"Ayo bangun." suruh Ki Joon.
"Duduklah. Segelas bir lagi! Terima kasih. Kau tidak akan minum?"
Ki Joon menjawab, "Apakah Kau masih bisa mengendari kendaraan kalau kau mabuk?"
"Jadi kau tidak minum?"
"Kau harus minta maaf cepat." suruh Ki Joon.
"Minta maaf? Untuk apa?" jawab Ah Jung, yang sama sekali engga merasa bersalah.
"Untuk apa yang terjadi tadi pagi. Gong Jung Ah."
Ah Jung malah berkata melantur, "Mengapa orang cenderung gampang mengubah hatinya?"
"Siapa yang berselingkuh?"
"Aku tidak mengatakan itu Kau. Maksudku pria lain." jawab Ah Jung.
"Siapa?" tanya Ki Joon penasaran.
"Baru saja, di hotel, aku melihat seorang pria berselingkuh. Dia bahkan
bukan suamiku. Ini suami wanita lain. Apakah ia telah berselingkuh,
bukan urusanku. Tapi mengapa aku merasa begitu sedih? Benar-benar. . .
Aku lucu, bukan?" Ah Jung menghapus air matanya.
Ki Joon menatap simpati ke arah Ah Jung.
"Hati-hati saat berjalan." kata Ki Joon saat melihat Ah Jung yang berjalan terhuyun-huyun.
"Aku baik-baik saja, baik-baik saja?" jawab Ah Jung, lalu Ah Jung
tiba-tiba memukuli Ki Joon. Ah Jung melampiaskan kekesalannya. Ah Jung
berkata dengan keras, kalau diantara pasangan itu tidak boleh ada
perselingkuhan. Semua orang mulai melihat aneh ke arah Ki Joon.
Dan
pelukan dramatispun terjadi. Saat Ah Jung hendak menyebrang jalan,
hampir saja Ah Jung tertabrak kalau Ki joon tidak segera menarik Ah Jung
ke dalam pelukannya.
"Apa kau baik-baik saja?" tanya Ki Joon khawatir.
Bukannya menjawab, Ah Jung malah muntah di jas Ki Joon.
Ki Joon kesal, ia bergegas membersihkan jasnya dan meninggalkan Ah
Jung di mobilnya. Di mobil, Ah Jung terbangun. Ia kemudian sadar, kalau
dirinya baru saja memuntahi Ki Joon. :P
"Apakah Kau mencoba untuk melarikan diri? " tanya Ki Joon saat melihat Ah Jung mengendap-endap keluar dari mobil.
"Aku? Kenapa aku?" jawab Ah Jung tanpa rasa bersalah. "Omo, sudah larut. Permisi Aku pulang duluan."
Ah Jung mampir ke apotek untuk membeli obat, saat melihat dirinya di
depan cermin, Ah Jung kaget setengah mati. "Kenapa aku berantakan
seperti ini?" Ah Jung merapikan dirinya.
Ah Jung duduk bersantai untuk menikmati bunga yang berguguran. Dan tiba-tiba, Ki Joon duduk disampingnya.
"Kau tidak pulang?" tanya Ah Jung.
"Jika aku membiarkanmu sendirian dan sesuatu terjadi padamu, mereka
pasti menyalahkanku. Ini bukan berarti aku peduli, tapi jika sesuatu
terjadi padamu, bukankah aku menjadi tersangka utama?" jawab Ki joon.
"Apakah Kau dingin? Kau ternyata lebih lemah dari yang aku lihat."
"Itu karena aku mengenakan pakaian basah karena seseorang." jawab Ki Joon.
Ah Jung merasa bersalah, "Maafkan aku."
"Tentu saja, Kau harus menyesal." jawab Ki Joon.
Dan keduanya menikmati suasana super romantis.
"Apa kau masih mencintai pria itu?" tanya Ki Joon.
"Siapa?"
"Orang yang berselingkuh."
"Ini bukan karena aku suka padanya. Aku hanya kecewa. Dikecewakan
karena cinta. Tapi karena dia cinta pertamaku, aku merasa sesakit ini?"
jawab Ah Jung.
Karena kebawa suasana yang romantis, Ki Joon dan Ah
Jung juga terlibat scene romantis yang dramatis. Ki Joon mendekatkan
dirinya ke arah Ah Jung, dan hampir. hampir.. keduanya kissing..
Ah Jung berkata pada dirinya sendiri "Hari ini, cinta pertamaku telah benar-benar berakhir."
Tapi, kissing tertunda karena pikiran normal mereka tiba-tiba kembali. Keduanya langsung kikuk satu sama lain. heheee..
Ah Jung mengajak Ki Joon untuk bertemu.
"Miss Gong Jung Ah. Kau tampaknya salahpaham tentang kemarin malam."
ucap Ki Joon. Kemarin malam itu hanya karena suasana yang mem.. . "
"Apakah kau pikir aku akan membiarkan Kau melakukan hal itu dengan mudah? Ini, di sini. Tambahkan kata lain. " Jawab Ah Jung.
Ah Jung menambahkan syarat di surat kontraknya, "Sampai dengan akhir
kontrak. Bahwa… kau tidak akan terlihat dengan wanita lain.
Berhati-hatilah. Jangan biarkan orang lain melihatmu. Aku tahu, aku juga
akan berhati-hati."
Ki Joon menandatangani ulang surat kontrak itu.
Lalu Ah Jung berkata, "Setelah minum alkohol, aku cenderung melupakan
hal-hal yang terjadi sebelumnya."
Ah Jung mengajak Sang Hee
untuk memilihkannya cincin pernikahan. Ia menjelaskan pada Sang Hee
kalau So Ran menanyakan cincin pernikahan, jadi ia harus membelinya.
Dengan bantuan Sang Hee, Ah Jung bisa membeli cincin yang super mahal.
"Harga. . ." keluh Ah Jung.
"Jangan khawatir, kita telah menyepakati untuk meminjamnya saja." jawab Sang Hee.
"Kita bisa meminjam hal-hal semacam ini?" tanya Ah Jung engga percaya.
"Sesuai kondisi."
"Kau seperti jin. Jin dalam lampu ajaib." Ah Jung tertawa senang.
"Kau salah. Aku adalah ibu peri dari Cinderella."
Ah Jung memamerkan cincinnya pada So Ran. Sukses besar. So Ran iri setengah mati.
Teman-teman Ah Jung terkagum-kagum melihat cincin Ah Jung.
"Ini sangat indah!"
"Soo Ran, lihatlah ini. Ini indah."
" Ini sama sekali tidak layak untuk dipamerkan. Ini benar-benar cukup istimewa." jawab Ah Jung.
Tiba-tiba saja So Ran menanyakan pertanyaan yang buat Ah Jung kehabisan
nafas, "Kapan Kau berencana untuk mengundang kami untuk berkunjung ke
rumahmu?"
"Rumahku?" Ah Jung Shock.
"Tentu saja, Rumahmu."
0 komentar:
:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =)) Read more: http://amikomtips.blogspot.com/2012/01/menambahkan-emoticon-pada-komentar-blog.html#ixzz1r4uHkZgE
Posting Komentar