Selasa, 17 April 2012

Sinopsis Lie To Me Episode 7

"Mengapa mereka begitu canggung?" ucap salah satu teman Ah Jung. Lalu ia menarik Ah Jung dan mendekatkannya pada Ki Jung. Keduanya terbawa suasana, menyanyikan satu lagu dan sampai pada arkhinya, Ki Joon mendekati Ah Jung lalu menciumnya.

Apa yang terjadi setelah kissing dadakan itu? Bencana datang, tanpa diketahui, bibi Ki Joon sedang menunggu diluar. Bell berbunyi, Ki Joon dan Ah Jung panik. Ah Jung berlari ke arah pintu dan mencari tau siapa yang datang, saat mengetahui Bibi Ki Joon ada di depan pagar, Ah Jung langsung panik. "Oh tidak! Apa yang akan kita lakukan? Apa yang harus kita lakukan?"
Karena engga juga dibukakan pintu pagar oleh Ki Joon, Bibi Ki Joon menelpon Ki Joon. Ki Joon mengangkat telepon itu, tapi Ah Jung segera merebut handphonenya dan memutus sambungan telepon.

"Kenapa kau menjawab telepon darinya? Apa Kau gila?" ucap Ah Jung panik.
"Aku setidaknya perlu menjawab telepon darinya agar ia pergi!" jawab Ki Joon.
Ah Jung mengangguk. "Oh, kau benar! Angkat cepat!"

"Siapa itu?" tanya teman-teman Ah Jung yang mulai curiga dengan gelagat Ah Jung dan Ki Joon.
"Tidak, tidak ada yang salah! Harap tunggu sebentar." jawab Ah Jung, memaksakan senyumnya.
Engga ada cara lain selain menyembunyikan Ah Jung dan cara itu yang dipilih oleh Ki Joon. Ki Joon menarik Ah Jung untuk masuk ke dalam ruang ganti, lalu memaksanya untuk bersembunyi di balik meja.
"Apa yang harus aku lakukan?" keluh Ah Jung.
"Tunggu di sini. Di sini? Selama Kau tidak ada, aku bisa menutupi hal ini." jawab Ki Joon.
"Apa yang akan Kau lakukan? Duduklah dan jangan bergerak."
"Apakah Kau menunggu seseorang?" tanya Sang Hee.
"Yeah. . . Ki Joon Oppa." jawab Yoon Joo.

"Haruskah aku pergi?" tanya Sang Hee
"Tidak, tidak apa-apa! Tetaplah di sini. Sepertinya dia tidak datang. Dia tidak bilang dia akan datang. . . Aku hanya berharap ia akan muncul." jawab Yoon Joo, yang sedikit merasa engga enak dengan kehadiran Sang Hee. " Apakah itu enak? Makanlah lagi. Ini sangat lezat, kan?"
"Ya." jawab Sang Hee seraya tersenyum.

"Apakah Kau mengadakan pesta?" tanya bibi saat Ki Joon mempersilakannya masuk.
"Ah, ya. Mengadakan pesta dengan Beberapa teman yang sudah lama tidak saling bertemu" jawab Ki Joon.
"Mengapa Kau tiba-tiba ke sini?" Tanya Ki Joon.
Bibi memberikan kotak kadopada Ki Joon. "Tolong berikan ini kepada istri ketua besok."
"Apa ini?" Ki Joon membuka kotak itu.
"Aku diberitahu apa yang dia suka. Ada yang mengatakan bahwa perempuan sangat menyukai pakaian dan koleksi seni kerajinan."
"Benarkah? Aku tidak tahu itu."
"Ini dibuat oleh pengrajin paling terkenal di Korea. Jika Kau ingin membuat kesan yang baik, Kau harus mulai berbaik hati pada istri ketua." Bibi Ki Joon menyuruh Ki Joon untuk mengambil hati istri ketua perusahaan. Ketua perusahaan memiliki anak perempuan yang diepisode pertama, sempat berkencan dengan Ki Joon. Sebelum mengambil hati anak perempuan ketua perusahaan, Ki Joon harus terlebih dulu berbuat baik pada orang tuanya. HAHAA.

"Hello! Halo semua, senang bertemu dengan kalian semua." sapa Bibi Ki Joon dengan ramah.

"Aku belum pernah melihat mereka sebelumnya." bisik Bibi Ki Joon pada Ki Joon.
"Aku juga baru saja mengenal mereka, baru-baru ini." jawab Ki Joon.

"Ah Jung dimana dia?" teman-teman Ah Jung saling berbisik. "Aku tidak tahu."

"Duduklah. Silahkan duduk. Aku minta maaf sudah mengganggu kalian." ucap Bibi Ki Joon.
"Tidak sama sekali." jawab yang lain.
"Kalau begitu, Kau harus kembali sekarang. Ok. berhati-hatilah." Ki Joon berusaha membuat bibinya segera pergi.

Ah Jung sudah engga kuat lagi bertahan di kamar ganti, badannya pegal-pegal. "Kakiku. . . Apa dia sudah pergi?" keluh Ah jung, ia segera mengirim pesan pada Ki Joon.

pesan yang dikirim Ah Jung :
Apakah dia sudah pergi?
Ki Joon membalas.
Tunggu saja dengan tenang.

"Tunggu dengan tenang? Dia masih belum pergi? Apa sebenarnya yang dia lakukan?" Ah Jung kesal.
Hehe.. Ki Joon engga berhasil membuat bibinya pergi dari rumahnya. Bibinya malah ikut have fun bareng teman-teman Ah Jung.

Di tempat yang damai, Sang Hee dan Yoon Joo saling berbincang.
"Hyung tidak berubah, kan?" tanya Sang Hee.
"Aku kira dia benar-benar tidak datang. Sang Hee. . . "
"Kurasa aku akan pergi sekarang. Terima kasih untuk makan malamnya. Kau tidak perlu mengantarkanku keluar."
Bosan menunggu, Ah Jung malah tertidur dan mimpinya ia kembali menemukan sosok Ki Joon yang sangat baik hati. Di mimpi Ah Jung, Ki Joon mencium pipi Ah Jung dan berkata "Kau sangat menggemaskan."
Tapi sayangnya itu cuma mimpi.

"Mereka semua sudah pergi?" Ah Jung terbangun dari tidurnya dengan panik.
"Ya."
"Tidak ada yang terjadi, kan?" tanya Ah Jung yang khawatir teman-temannya akan curiga.
"Seperti apa?"
"Hanya saja. . . Aku bertanya-tanya apakah So Ran mencurigai sesuatu."
"Tidak. Mari kita bergegas dan membersihkan ini."
Saat sedang membersihkan meja, Ah Jung bertanya "Mengapa kau menciumku?"
Berharap mendapat jawaban yang membuatnya senang, ini malah kebalikannya, Ki Joon menjawab dengan jawaban yang membuat Ah Jung kesal.
"Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku bukan aktor yang buruk." jawab Ki Joon.
"Jadi tadi hanya acting?" Ah Jung engga menyangka kalau Ki Joon mempermainkannya.
"Bukankah kau ingin membodohi teman-temamu?" balas Ki Joon.
"Hey! Kenapa Kau seperti ini? Mereka teman-temanku, kalaupun harus berbohong, aku yang menentukan kapan kita harus membodohi mereka." Ah Jung kesal, ia lalu pergi meninggalkan rumah Ki Joon.
Kissingnya dengan Ki Joon itu first Kissnya Ah Jung. Pantas aja, Ah Jung ngerasa engga dihargai. Ah Jung menangis saat ia pergi meninggalkan rumah Ki Joon.

Keesokan harinya, keromantisan yang ditunjukkan Ki Joon pada Ah Jung membuat semua teman Ah Jung iri. Mereka saling memuji Ah Jung, So Ran kesal.
"Bukankah kau bilang suami Ah Jung berselingkuh?" tanya teman-teman Ah Jung. "Bagaimana ia bisa berselingkuh?" "Mereka begitu saling mencintai!"
"Apakah Kau mengatakan bahwa aku berbohong?" jawab So Ran kesal.
"Bukan begitu. Kau mungkin hanya salah melihatnya."

Kemarahan So Ran semakin bertambah saat teman-temannya lebih memilih membela Ah Jung. "Kalian semua bodoh! Mereka sengaja melakukan hal itu untuk mempertontonkannya pada kita. Sangat jelas. Mereka hanya ber-acting. Ah jung juga tiba-tiba menghilang dari pesta kemarin. Ini mungkin karena Ketua Hyeon tidak menyetujui pernikahan mereka." Setelah berkata seperti itu, So Ran langsung pergi begitu saja.
Dan tanpa sengaja, ia bertemu dengan perempuan selingkuhan suaminya. Perempuan itu menanyakan keadaan Jae Bum, dan saat itu juga So Ran kesal setengah mati.

Ia langsung menemui Jae Bum di kantornya. Di depan clientnya sendiri, Jae Bum dipukuli oleh istrinya.

Ini ni yang namanya suami-suami takut istri. Jae Bum terus dipukuli oleh istrinya tanpa melawan. Jae Bum babak belur..

"Kapan kau akan mengembalikan rumahku ke kondisi semula?" Ki Joon menelpon Ah Jung.
"Apa maksudmu?" Ah Jung engga mengerti, kenapa ia harus membersihkan rumah Ki Joon.
"Bukankah Kau mengatakan kalau Kau akan membersihkan rumahku dengan usahamu sendiri?"
"Apakah semua itu harus aku lakukan?"
Ki Joon mengancam "Kau harus datang dan membersihkan semuanya kalau tidak, aku akan menyita semua barang-barangmu yang ada di rumah aku."
"Fine! Lakukan apa yang ingin Kau lakukan! Aku akan membersihkannya!"

Dan siapa sangka, hal itu cuma sekedar alasan Ki Joon agar ia bisa menemui Ah Jung.
"Ada sesuatu yang terjadi dengan dia, kan?" tanya bibi yang menjadikan Park Hoon sebagai target introgasinya. hahaa.. Park Hoon cute sangat.
"Aku.. . tidak bisa mengatakan hal itu. Ini kehidupan pribadinya." jawab Park Hoon, kesetiaannya pada Ki Joon engga bisa tergantikan dengan apapun.
"Kehidupan pribadi? Beri aku jawaban langsung!" bibi kesal.
"Bahkan jika Kau memecatku, aku masih akan tetap tidak akan mengatakannya."

"Aku tidak pernah berpikir kalau keponakanku akan melakukan sesuatu seperti itu. . . Laki-laki itu semua sama. Jika ia melakukan sesuatu ia harus bertanggung jawab atasnya, ia harus mengurusnya sendiri. Lebih baik seperti itu. . . Berapa bulan?" hahaa.. tebakan bibi Ki Joon salah, Bibi Ki Joon mengira kalau Ki Joon sudah menghamili Ah Jung.
"Maaf ketua?" Park Hoon juga ikutan shock denger bibi Ki Joon bilang seperti itu.
"Gong Jung Ah! Berapa bulan kehamilannya sekarang?"
"Hamil?"

"Mengapa kau begitu marah kemarin?" tanya Ki Joon saat Ah Jung tengah membersihkan mejanya.
"Kau tidak tahu?" Ah Jung menatap kesal ke arah Ki Joon.
"Aku tidak tahu." jawab Ki Joon dengan polosnya.
"Karena kau menciumku tanpa izin dariku." jawab Ah Jung.
Ki Joon menebaknya, "Jangan bilang itu ciuman pertamamu? Apakah itu benar-benar ciuman pertamamu? Bagaimana mungkin itu, Kau mendapatkan ciuman pertamamu di usia seperti ini. . ." ejek Ki Joon.
"Aku bilang bukan itu."
"Tidak heran kalau kau merasa canggung. . . "
"Apa itu lucu!!" Ah Jung kesal dan ia pergi meninggalkan Ki Joon.
Ki Joon berhasil menahan tangan Ah Jung, ia menarik Ah Jung dan memaksanya untuk duduk di samping dirinya.

Dan Ki Joon mengungkapkan semuanya, "Aku berbohong ketika aku bilang aku ber-akting. Aku ingin ber-acting saat itu, tapi entah kenapa itu bukan sekedar acting." ungkap Ki Joon dengan sungguh-sungguh.
Ah Jung terdiam sesaat lalu bertanya, "Jika bukan acting lalu apa?"
Ki Joon juga engga bisa memastikan perasaan itu, "Aku juga bertanya-tanya. . . sebenarnya perasaan seperti apa itu?"
"Kau yang menciumku, kenapa kau bertanya padaku?"

Sang Hee tiba-tiba datang dan ia kesal melihat Ah Jung bersama dengan Ki Joon. "Apa yang kalian berdua lakukan?"

Ah Jung terkejut, ia langsung menjaga jarak dengan Ki Joon.

"Apa yang membawamu ke sini?" tanya Ki Joon pada Sang Hee.
Sang Hee engga menjawab pertanyaan Ki Joon, ia malah menarik paksa tangan Ah Jung. Ia memaksa Ah Jung untuk berdiri.
"Hei, apa yang salah?" keluh Ah Jung yang berontak.
"Hyun Sang Hee!" panggil Ki Joon.
"Bersihkan itu sendiri!" bentak Ah Jung pada Ki Joon.

Sang Hee menarik Ki Joon sampai di luar area rumah Ki Joon.
"Apa? Apa yang terjadi? Apa yang salah?" tanya Ah Jung.
"Kau bilang aku harus membantumu. Apakah ini yang disebut bantuan? Apa lagi sekarang?" jawab Ah Jung.
"Aku kira Kau telah salah paham tentang sesuatu." jawab Sang Hee ia lalu pergi meninggalkan Ah Jung.

Keesokan harinya, Ki Joon se-lift bersama manager Park.
"Aku melihat Sang Hee kemarin. Dia sudah dewasa." kata Manager Park.
"Sepertinya begitu, tapi dia masih anak-anak." jawab Ki Joon.
Mereka berdua punya kebiasaan, berbicara tanpa melihat satu sama lain.
"Kau masih sama seperti itu. Masih bertindak sebagai ayahnya, bukan saudaranya." jawab Manager Park.
"Aku membuat janji. . . untuk selalu menjaga Sang Hee." jawab Ki Joon.
Ya, seorang ayah yang selalu memberikan semua keinginan anaknya, termasuk cintanya sendiri.
Ternyata engga cuma teman-teman Ah Jung dan So Ran saja yang sibuk bergosip tentang pernikahan Ki Joon, tapi teman-teman sekantor Ah Jung juga sibuk membicarakan tentang rumor itu.
"Dapatkah aku menanyakan sesuatu? Mengapa seseorang tiba-tiba bertindak sangat kekanak-kanakan? Misalnya, memintamu untuk pergi ke rumahnya hanya untuk sekedar membersihkan rumahnya. Dia biasanya tidak seperti itu." tanya Ah Jung yang lebih memilih makan siang di kantornya ketimbang bergabung dengan teman-temannya yang lain.
"Sepertinya dia sudah jatuh cinta padamu." jawab teman Ah Jung yang memberikan Ah Jung makan siang.
"Itu tidak masuk akal. Tidak, tidak, sama sekali bukan begitu. Bagaimana mungkin?" jawab Ah Jung yang menyembunyikan senyumnya.

Ah Jung mencari alasan untuk bisa bertemu dengan Ki Joon. Ia malah mengungkapan alasan yang engga masuk akal.
"Ada apa?" tanya Ki Joon, saat Ah Jung menelponnya.
"Bantu aku mencari sebuah pulpen." jawab Ah Jung.
"pulpen?"
"Ini sangat penting bagiku. Itu merupakan pulpen keberuntunganku. Sepertinya tanpa sengaja aku menjatuhkannya di suatu tempat di rumahmu. Maukah Kau membantuku mencarinya?"

Tapi Ki Joon langsung mengetahui kalau itu cuma alasan bagi Ah Jung agar dirinya bisa bertemu dengan Ki Joon.

Cinta segitiga juga terjadi diantara para ahjumma dan ahjussi ini.. haha..

"Mr Hyun Ki Jun Apa Kau membawanya?" tanya Ah Jung saat melihat Ki Joon berjalan mendekatinya.
"Yang mana?" tanya Ki Joon yang menyodorkan banyak pilihan pulpen pada Ah Jung. HAHAHA.
Ah Jung mengambil satu pulpen. "Ini, yang ini, ini adalah pulpen keberuntunganku."
Mereka pergi menonton film romantis, film yang sama saat Ki Joon menonton bersama Park Hoon. hehe..

Setelah menonton, keduanya ke sebuah kafe. Di sini, mereka sama-sama terbuka, menceritakan apa yang ingin mereka ceritakan.
"Apa kau memiliki saudara?" tanya Ki Joon.
"Tidak ada. Hanya ada aku dan ayahku, hanya kami berdua." jawab Ah Jung.

"Sejak kapan Kau ingin menjadi Presiden hotel?" Ah Jung berbalik bertanya.
Ki Joon menjawab, "Yah. . . Aku tidak ingat kapan saat aku memutuskan menjadi presiden hotel. Aku menganggapnya sebagai hal yang biasa. Dan karena aku satu-satunya yang bisa melakukannya, aku ingin melakukannya dengan benar."
"Wow, benar-benar jujur."
"Mengapa Kau ingin menjadi PNS?" tanya Ki Joon.
"Mengapa aku ingin menjadi PNS?" Ah Jung berpikir lalu menjawab, "Pada awalnya ada banyak alasan untuk itu. Mungkin hanya untuk mengukur kemampuanku saja."
"Kau hidup sendiri, kau tidak kesepian?" tanya Ah Jung.
"Tidak." jawab Ki Joon.
"Terima kasih sudah mengantarku pulang. berhati-hatilah." Ah Jung tersenyum ke arah Ah Jung.

Mereka berdua pulang melewati kursi kenangan Ah jung dan Ki Joon. Keduanya sama-sama kikuk saat melihat ke arah kursi itu.
Saat sedang rapat, Ki Joon mendapat pesan dari Ah Jung.
Gong Ah Jung :
apa Kau sudah makan siang?

Awalnya, Ki Joon enggan buat ngebales pesan dari Ah Jung. Tapi kemudian ia malah membalas pesan dari Ah Jung. Diluar kebiasaan Ki Joon, ia engga pernah sama sekali meninggalkan rapat cuma untuk membalas sms.
Hyun Ki Joon.
Aku sedang rapat.
"Aigoo, tidak ada waktu untuk makan siang, apa yang harus aku lakukan?"

Yoon Joo datang mengunjungi Ki Joon.
"Aku baru saja kembali dari Busan. Kemarin dan hari ini, aku pergi ke empat department store. Kakiku sangat lelah aku tidak mampu berdiri lagi." ujar Yoon Joo. Ia berjalan tanpa alas kaki.
"Jika Kau memang lelah Kau harusnya berada di rumah dan beristirahat." jawab Ki Joon.

Yoon Joo memperlambat langkahnya, seraya berkata "Tapi aku ingin melihatmu, oppa. Mulai minggu depan, aku akan tetap tinggal di Daegu tetapi akan sekali-kali pulang ke Gwangju. Aku pasti sangat sibuk. Tapi tentu saja, tidak sesibuk dirimu, oppa. Kau begitu sibuk Kau bahkan tidak punya waktu untuk menerima panggilan teleponku?"
Ki Joon hanya menjawab, "Aku minta maaf. Yun Ju....."
"Aku bertemu dengan Sang Hee. Aku juga berpikir dia selalu akan menghindariku. Aku membencinya karena tiga tahun. Tapi setelah melihatnya, aku tidak bisa membencinya lagi."

Dan tanpa Yoon Joo sadari, ia menginjak pecahan beling. Kaki Yoon Joo berdarah dan Ki Joon panik melihat hal itu. Ia langsung pergi ke apotek terdekat untuk membeli obat.
Tapi Yoon Joo engga menunggu di tempat awal, alhasil Ki Joon mencari-cari Yoon Joo.
"Yun Ju. Oh Ju Yun." panggil Ki Joon.
Beberapa menit kemudia, Ki Joon berhasil menemukan Yoon Joo.
"Mengapa kau tidak menunggu di sana? Jangan membuat orang khawatir." Ki Joon marah karena khawatir.
"Kau tidak dapat melihatku, itu sebabnya Kau akan menemukan aku." jawab Yoon Joo.

Yoon Joo berkata, " Mari kita memulainya dengan sesuatu yagn baru. Saat itu, kita tidak benar-benar putus kan?"
Ki Joon mencoba mengalihkan pembicaraan, "Duduklah!"
"Ini luka kecil tidak sakit sama sekali!" jawab Yoon Joo kesal.
Tanpa merespon pertanyaan Yoon Joo, Ki Joon pergi begitu saja. Ia meletakkan obat di kursi taman lalu pergi. Melihat hal itu, Yoon Joo hanya bisa menangis.

Akhir-akhir ini Sang Hee selalu marah setiap kali Ah Jung menanyakan tentang Ki Joon.
"Hyun Ki Jun, pasti sangat sibuk? Sangat sibuk, kan?" tanya Ah Jung.
"Dia sangat sibuk, jadi jangan mengganggunya." jawab Sang Hee kesal, ia lalu pergi meninggalkan Ah Jung.
Ah Jung heran dengan kelakuan Sang Hee yang mudah sekali marah, ia bertanya hal itu pada Suk Bong.
"Aku tidak tahu apa yang aku katakan salah?" tanya Ah Jung.
"Aigoo, aku benar-benar memahaminya. Orang itu pasti dalam keadaan suasana hati yang buruk. " jawab Suk Bong.
"Mengapa?" tanya Ah Jung penasaran.
"Wanita itu kembali."
" Siapa, yang, siapa itu?"
Suk Bong menjawab, "Seseorang yang tidak penting."
"Cinta bertepuk sebelah tangan?" tebak Ah Jung.
"ya. Tapi dia tidak seperti ini sebelumnya. Dia lebih serius sekarang. Ya? Tentu! Perasaannya sudah diombang-ambing."
So Ran sengaja mengikuti Yoon Joo. Ia terus mengikuti Yoon Joo dan hal itu membuat Yoon Joo sedikit risih.
Park Hoon berkata pada Ki Joon kalau istri dari duta jepang memberikan sebuah kado berisi perhiasan khas jepang. Kado itu khusus untuk istri Ki Joon yang engga lain adalah Ah Jung. Ki Joon menolak menerima perhiasan itu, ia menyuruh Park Hoon untuk mengembalikan perhiasan itu. Tapi Park Hoon menjawab, kalau mengembalikan kembali perhiasan itu, maka hubungan Ki Joon dan duta jepang itu akan berjalan tidak baik.

Park Hoon bersedia mengantarkan kado itu pada Ah Jung.
Saat rapat, Ah Jung dapat job besar. Ia diberi tanggung jawab menjadi ketua pelaksan event di kantornya.
Ah Jung benar-benar sayang sama pulpen yang didapatnya dari Ki Joon, sesayang dirinya pada Ki Joon. Hehehe.. engga boleh ada satupun di dunia ini yang boleh pakai pulpen pemberian Ki Joon.
Park Hoon memberikan kado dari duta jepang itu, Park hoon mengatakan yang sebenarnya kalau perhiasan itu khusus untuk Ah Jung dari istri koleganya Ki Joon.
Ki Joon masih benar-benar menyimpan perasaan untuk Yoon Joo. Tapi disisi lain, ia juga mulai jatuh cinta pada Ah Jung. Hal itu semakin rumit, dengan permintaan Yoon Joo untuk kembali merajut hubungan mereka. Ki Joon benar-benar berada dalam tekanan. Jelas ia masih menyimpan perasaan pada Yoon Joo, tapi ia tanpa sadari, ada sedikit ruang di hatinya buat Ah Jung. Whoaa. complicated.

Tanpa sengaja, Ki Joon menemukan makanan yang Ah Jung siapkan untuknya beberapa hari yang lalu. Ia membaca memo yang tertera di makanan itu.

"Terima kasih atas pinjaman rumahmu. Aku meletakkan sebagian makanan di lemari es. Ini hanya akan bertahan selama satu atau dua hari. "

Sudah tau kalau makanan itu basi, tapi Ki Joon masih tetap memakannya.
Ah Jung merasa engga berhak menerima perhiasan pemberian kolega Ki Joon, ia akhirnya memutuskan untuk menemui Ki Joon di rumahnya. Ia berniat untuk mengembalikan semua itu.
Ah Jung sampai di rumah Ki Joon.
Ki Joon membuka pintu, Ah jung berkata "Aku tidak bisa menerima hal ini. Aku datang untuk mengembalikan ini. . . "
Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Ki Joon malah terjatuh ke arah Ah Jung. Ah jung panik. "Hyun Ki Joon! Hyun Ki Joon! Apa yang harus aku lakukan?"
Dokter berkata tentang kondisi Ki Joon pada Ah Jung, "Meskipun kram perut perut itu dapat segera sembuh. Tetapi sepertinya tingkat kekebalan tubuhnya mengalami penurunan. Sepertinya dia sedang memiliki banyak masalah, dia seperti sedang di bawah tekanan besar. Jadi, aku berharap kau bisa menjaganya."
Ah Jung mengangguk-angguk.
Ah Jung benar-benar care, ia terus menemani Ki Joon. Mengganti kain kompres beberapa menit sekali, mengecek selang infus dalam waktu berkala.

Sampai pagi harinya, saat Ah Jung hendak meninggalkan Ki Joon.
Ki Joon terbangun dan mencegah Ah Jung pergi.

Ia menahan tangan Ah Jung. Mata Ki Joon seolah berkata,
Don't leave me alone, girl.
Dont leave me alone
I dont wanna let you leave, I dont wanna let you go,
So... dont leave me alone.

0 komentar:

Posting Komentar